Judul buku : Pulang
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika Penerbit
Tebal buku : iv + 400 hal. ; 13.5 x 20.5 cm
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : November 2015 cetakan VIII
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nindalotus/resensi-novel-pulang-karya-tere-liye_5676046bb57a61760e82ac53
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nindalotus/resensi-novel-pulang-karya-tere-liye_5676046bb57a61760e82ac53
Judul Novel : PULANG
Penulis : Tere Liye
Penerbit : REPUBLIKA Penerbit
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 400 halaman
Penulis : Tere Liye
Penerbit : REPUBLIKA Penerbit
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 400 halaman
Mula-mula, secara garis besar, Novel dari penulis fenomenal
yang satu ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang anak lelaki,
bernama panggilan Bujang. Sejak berumur lima belas tahun, di sebuah
hutan pedalaman Sumatera, rasa takutnya direnggut oleh seekor monster
yang matanya merah ketika terkena cahaya petir.
Dari pengalaman di rimba itu, akhirnya ia dibawa oleh Tauke Muda
(seorang bos) dari kota, yang berteman dekat dengan Ayahnya. Awalnya,
Midah (Ibu dari Bujang) tak mau merelakan anak semata wayangnya itu
dibawa oleh Tauke, namun sang ayah bersikeras menyuruh Bujang pergi
bersama rombongan tersebut, dengan dalih: Agar anaknya dapat melihat
dunia luar, dan dapat bersekolah.
Namun, Seiring berjalannya waktu, alasan keras sang ayah menyuruh ia
ikut dengan Tauke Muda akhirnya diketahui oleh Bujang. Bukan alasan yang
tercantum di ataslah yang pada hakikatnya diniatkan oleh Samad (ayah
dari bujang). Dulunya, Samad adalah tangan kanan oleh ayah dari Tauke
Muda yang menjalankan bisnis Shadow Economy dibalik naungan keluarga
Tong.
Akan tetapi Samad mengundurkan diri karena alasan yang tak pasti. Dan,
alasan tersebutpun diketahui Bujang saat Kopong (Teman dekat Samad
sekaligus Kepala dari Tukang Pukul keluarga Tong) menceritakan semua
tentang ayahnya ketika ia terbaring sakit.
Pada akhirnya, Bujang mewarisi keahlian dari ayah dan kakeknya, menjadi
jagal yang mampu membuat orang-orang hingga calon presiden pun gemetar.
Dan, ia juga ikut serta menjalankan bisnis dunia hitamnya keluarga
Tong.
Dengan bertambahnya usia dan
pengalaman, Bujang belakangan naik tingkat menjadi orang nomor satu
keluarga Tong, serta menjadi anak kesayangan dari Tauke yang semakin
hari semakin memprihatinkan kesehatannya.
Karena tak ada lagi yang pantas menerima mahkota, ia pun diserahi
kekuasaan oleh Tauke agar menggantikannya memimpin keluarga Tong, yang
walaupun ia menolak otoritas itu.
Seperti biasa, penulis amat mahir mengahadirkan hal-hal yang tak terduga menjelang akhir-akhir halaman novel ini. Dari kudeta, atau pengkhianatan yang dilakukan oleh orang yang tak disangka sebelumnya, hingga menemukan tokoh utama dengan seseorang yang akan menceritakan asal-usul, dan desas-desus keluarga kecinya itu. Dari sanalah, akhirnya Bujang mengerti akan sebuah hakikat dari kata PULANG.
Seperti biasa, penulis amat mahir mengahadirkan hal-hal yang tak terduga menjelang akhir-akhir halaman novel ini. Dari kudeta, atau pengkhianatan yang dilakukan oleh orang yang tak disangka sebelumnya, hingga menemukan tokoh utama dengan seseorang yang akan menceritakan asal-usul, dan desas-desus keluarga kecinya itu. Dari sanalah, akhirnya Bujang mengerti akan sebuah hakikat dari kata PULANG.
Judul buku : Pulang
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika Penerbit
Tebal buku : iv + 400 hal. ; 13.5 x 20.5 cm
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : November 2015 cetakan VIII
“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibandingkan di
tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati mamak dibanding di
matanya.”
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi
pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
***
Pulang. Satu kata yang biasa diartikan kembali pada tempat teakhir
setelah merasa lelah, butuh tempat istirahat dan penenang jiwa setelah
semua urusan telah selesai. Pulang juga biasa diartikan kembalinya diri
pada tempat perlindungan yang lebih ketika diri mulai merasa tidak aman,
butuh bantuan dan tempat istirahat yang nyaman.
Sama halnya dengan novel terbaru Tere Liye tahun ini, kembali pada
tempat terakhir setelah merasa lelah, butuh tempat istirahat dan
penenang jiwa setelah semua urusan telah selesai. Namun, kali ini
bukanlah pulang dengan perjalanan seperti pada umumnya. Sebab pulang
kali ini adalah petualangan yang sangat berkesan melewati pertarungan
demi pertarungan, melalui kejutan demi kejutan.
Namanya Bujang, bocah berusia lima belas tahun yang sama dengan
bocah-bocah seusianya. Lahir dan besar di kampung pedalaman Sumatra,
atas didikkan keras dan lembut bapak-mamaknya. Bapaknya bernama Samad,
seorang mantan jagal tersohor yang meninggalkan masa lalu hitamnya.
Mamaknya sendiri bernama Midah, seorang keturunan pemuka agama. Bujang
sama dengan bocah-bocah di kampungnya, senang bermain di hutan, berjahil
dan selalu ingin tahu pembicaraan orang dewasai. Dididik membaca,
berhitung, mengaji, azan dan sholat juga lain sebagainya. Namun satu hal
yang membuat Bujang amat berbeda dengan bocah-bocah seusianya. Bujang
tidak takut. Jika setiap manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia,
sedih, takut, jijik, dan kemarahan. Bujang hanya memiliki empat emosi,
Bujang tidak punya rasa takut.
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nindalotus/resensi-novel-pulang-karya-tere-liye_5676046bb57a61760e82ac53
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nindalotus/resensi-novel-pulang-karya-tere-liye_5676046bb57a61760e82ac53
Judul buku : Pulang
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika Penerbit
Tebal buku : iv + 400 hal. ; 13.5 x 20.5 cm
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : November 2015 cetakan VIII
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nindalotus/resensi-novel-pulang-karya-tere-liye_5676046bb57a61760e82ac53
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nindalotus/resensi-novel-pulang-karya-tere-liye_5676046bb57a61760e82ac53